Pada waktu pengaturan siasat perang dalam menghadapi tentara Galuh, para pangeran dari Cirebon banyak yang hadir. Pangeran Kajoran dalam memimpin musyawarah ini selalu dibantu oleh wakilnya yaitu Pangeran Gersang.
Pangeran Gersang asal dari Rembang ( Jawa Tengah ) Beliau datang dari Cirebon sengaja datang akan mencoba ilmu para wali Cirebon ( ngayomi ). Dengan sembunyi-sembunyi beliau bertapa dulu diatas rumput alang-alang, supaya tidak diketahui oleh orang Cirebon.
Ki Ageng Selapada dapat mengetahui tempat/daerah pertapaan tersebut. Kemudian digodanya, sampai Pangeran Gersang dapat dibatalkan tapanya. Terjadilah tanya jawab dan meningkat pada petengkaran, sampai akan terjadi adu kesaktian. Pangeran Gersang minta minum kebetulan di dekat daerah itu ada pohon kelapa yang buahnya hanya satu. Dipetiknya buah itu oleh Ki Selapada dan diberikan kepada Pangeran Gersang. Pangeran Gersang mula-mula menolak sebab hanya diberi satu. Pikirnya pasti kurang air buah kelapa itu, karena hanya satu-satunya. Ki Selapada mendesak diminum saja dulu, jika kurang nanti akan saya carikan lagi di hutan ini.
Diminumnya air buah kelapa itu dengan enak sekali, setelah diminum, air buah kelapa itu tidak habis-habis. Padahal perut sudah penuh air. Buah kelapa akhirnya terjatuh ke tanah. Airnya tumpah bekas tanahnya bunder dan pada akhirnya lokasi daerah itu disebut Desa Bunder.
Pangeran Gersang merasa kalah. Belum lagi kepada waliyulalah, baru kepada rakyatnya saja sudah demikian saktinya. Pangeran Gersang sembah sujud kepada Ki Selapada. : Nyuwun ampun, pasrah pati nyuwun gesang. Mulai saat itulah Pangeran Gersang menjadi nama Pangeran Gesang.